Sabtu, 09 November 2013

SHALAT SUNNAH ISTISQA' : MEMOHON HUJAN



Shalat-shalat sunnah menurut tuntunan Rasulullah SAW (Bagian 6)

F. Shalat sunnah Istisqa'
Shalat sunnah istisqa' ialah shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon hujan dikala lama tidak turun hujan. Cara pelaksanaan dan bilangan raka'atnya :

Cara pelaksanaannya ada dua macam :
a. Bersama-sama ke tanah lapang, berpakaian sederhana dan dengan merendahkan diri serta penuh rasa harap kepada Allah SWT. Kemudian diadakan khutbah dan berdoa dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi. Lalu berpaling menghadap Qiblat dengan tetap berdoa. Setelah itu shalat dua raka'at dengan suara nyaring (jahr).
b. Bila dilakukan pada hari Jum'ah, maka cukup dengan berdoa ketika khutbah Jum'ah, yaitu : "Ya Allah berilah kami hujan". X 3. Atau dengan lafadh :
"Ya Allah berilah kami hujan". X 3.

Dalil-dalil pelaksanaannya :
Dari 'Aisyah RA, ia berkata : Orang-orang telah datang mengadu pada Rasulullah SAW tentang tidak adanya hujan. Maka Rasulullah SAW memerintahkan agar diadakan mimbar, lalu mereka menyediakannya di tanah lapang tempat shalat. Dan Rasulullah SAW menentukan satu hari untuk manusia berkumpul di tempat itu. ‘Aisyah melanjutkan ceritanya : Maka pada hari yang ditentukan, Rasulullah SAW keluar pada waktu matahari terbit; kemudian beliau berdiri di mimbar, lalu bertakbir dan memuji Allah 'Azza wa Jalla. Setelah itu beliau bersabda, "Sesungguhnya kalian mengadu kekeringan dan kelambatan hujan daripada waktu yang biasa, sedang Allah 'Azza wa Jalla telah memerintahkan agar kalian memohon kepada-Nya dan Dia menjanjikan akan memperkenankan permohonan kalian". Kemudian beliau berdoa, "Al-hamdu lillaahi Robbil 'aalamiin .... dst".
(Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Raja di hari pembalasan. Tidak ada Tuhan yang layak disembah melainkan Allah. Dia berbuat apa yang dikehendaki-Nya. Ya Tuhan, Engkaulah Allah yang tidak ada Tuhan melainkan Engkau, Yang Maha Kaya dan kamilah yang sangat membutuhkan(Mu), turunkanlah atas kami hujan dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan untuk kami kekuatan dan bekal hingga satu masa). Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya dan tetap demikian itu sehingga kelihatan putih kedua ketiaknya. Setelah itu beliau berpaling membelakangi orang ramai dan membalikkan atau memindahkan selendangnya, lalu beliau tetap mengangkat kedua tangannya, kemudian beliau menghadap kepada khalayak ramai, lalu beliau turun dari mimbar dan shalat dua raka'at". [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 304].

Dari Anas bin Malik, bahwasanya ada seorang laki-laki masuk ke masjid pada hari Jum'at dari pintu arah Darul Qadla’, ketika itu Rasulullah SAW sedang berkhutbah. Lalu ia menghadap Rasulullah SAW sambil berdiri dan berkata, "Ya Rasulullah, telah binasa hewan-hewan dan terputus perjalanan. Mohonkanlah agar Allah memberi hujan kepada kami". Anas berkata : Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya dan berdoa, "Alloohumma aghitsnaa, Alloohumma aghitsnaa, Aloohumma aghitsnaa". (Ya Allah, berilah kami hujan. X 3 ) [HR. Muslim juz 2, hal. 612]

Dari Anas bin Malik, ia menceritakan : Pada suatu hari Jum’at ada seorang laki-laki masuk ke masjid dari pintu yang berhadapan dengan mimbar ketika Rasulullah SAW sedang berkhutbah. Orang itu berdiri di hadapan Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah, hewan-hewan ternak telah binasa dan jalan-jalan terputus, karena itu mohonlah kepada Allah agar Dia menurunkan hujan untuk kita”. Anas berkata : Rasulullah SAW lalu mengangkat dua tangan beliau dan berdoa, “Alloohummasqinaa, Alloohummasqinaa, Alloohummasqinaa, (Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami)”. Anas berkata : Demi Allah, (sebelumnya) kami tidak melihat sedikitpun awan di langit maupun gumpalan mendung, tidak ada dari (balik) sebuah rumahpun antara kami dan bukit Sala’. Anas berkata : Tetapi tiba-tiba kami lihat awan naik dari belakang bukit seperti
perisai, setelah berada di tengah langit, awan itu terus menyebar dan kemudian hujan pun turun. Anas berkata : Demi Allah, kami tidak dapat melihat matahari selama enam hari. Kemudian pada hari Jum’at berikutnya pada waktu Rasulullah SAW sedang berdiri berkhutbah ada seorang laki-laki datang dari pintu itu juga menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah, telah binasa harta benda dan telah putus jalanjalan, karena itu berdoalah kepada Allah agar Dia menghentikan hujan”. Anas berkata : Rasulullah SAW lalu mengangkat kedua tangan beliau, kemudian berdoa, “Ya Allah, turunkanlah (hujan ini) di sekitar kami dan janganlah di atas kami. Ya Allah, turunkanlah di bukit-bukit, di gunung-gunung, di belukar-belukar, di lembah-lembah dan tempat-tempat pepohonan”. Anas berkata : Kemudian hujan pun berhenti, dan kami dapat keluar berjalan di bawah sinar matahari. Syarik berkata : Aku bertanya kepada Anas, “Apakah laki-laki itu orang yang dulu juga ?”. Jawab Anas, “Aku tidak tahu”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 16]

(Bersambung ke Bagian 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar