A. Permasalahan :Klien
gagal memasuki jurusan ekonomi UGM dan menyalahkan orang tuanya
B.
Bidang Bimbingan : Pribadi-sosial
C.
Jenis Layanan : Konseling
individual
D.
Fungsi Layanan :
Pemahaman dan pengentasan
E.
Tujuan Layanan :
Mengubah cara berpikir klien yang irrasional menjadi rasional
F.
Hasil yang ingin
dicapai :
1. Klien dapat memahami dirinya dengan baik
2. Klien dapat berpikir secara sadar dan rasional
G.
Sasaran Layanan : Dany
H.
Uraian Kegiatan
Pemberian Layanan :
v Pendahuluan
a.
Menyambut
kedatanganklien
b. Menciptakan
hubungan baik dengan klien (good rapport)
c. Mendengarkan
keluhan klien
v Inti
a. Assesment
è Mengumpulkandan
menggali informasi tentang keadaan diriklien dan jugamendorong klien untuk menjelaskan
permasalahan yang dialami.
b. Antecedent event/
activity
è Merumuskan
kejadian yang sebenarnya terjadi dan dialamioleh klien sehingga klien memiliki keyakinan
yang irasional (irratinonal belief).
c.
Belief
è Merumuskan
yang menjadi keyakinan irasional (irational
belief) pada diri klien terhadap kejadian yang sebenarnya terjadi atau dialami
oleh klien sehingga konselor dapat memahami keyakinan klien atas peristiwa yang
terjadi pada klien.
d.
Consequence
è Merumuskan
hasil yang dibentuk dari irational belief konseli. Dalam permasalahan ini consequence atas Antecedent Event adalah
malu dengan pacarnya karena tidak bisa masuk ke UGM seperti pacarnya.
e.
Disputing
è Konselor
melakukan proses konseling dengan men dispute
atau melawan irational belief konseli
dengan rational belief konseli. Dispute dilakukan dengan memberikan
treatment berupa Teknik Imitasi-Simulasi pada konseli.
f.
Effect/Expectation
è Hasil
yang di dapatkan berupa keberhasilan dapat diubahnya irational Belief menjadi rational belief sehingga perilaku konseli
dapat terarah pada perilaku yang lebih positif.
v Penutup
g.
Membuat kesimpulan : Konselor menuntun
konseli untuk membuat kesimpulan
dari hasil konseling.
h. Menutup
pertemuan
I.
Tempat Penyelenggara
Layanan : Ruang BK
J.
Waktu :
3 x 40 Menit
K.
Metode :
Konseling RET (Rational-Emotive Therapy)
L.
Teknik :
·
Teknik
Kognitif : home work assigments
·
Teknik Kognitif : Paradoxical (keinginan yang berlawanan), Teknik ini
didasarkan pada asumsi bahwa sesorang yang mulai memperlihatkan keinginan atau
hasrat yang tidak baik (negatif) dengan sendirinya akan menjadi jera dengan
jalan menciptakan kondisi yang hiperintention, yakni mempertinggi hasrat atau
keinginan, sehingga pada titik kulminasi tertentu orang itu akan menghilangkan
sama sekali keinginannya itu
·
Teknik
Behavioristik : Social Modeling
·
Teknik
Behavioristik : Reinforcement
M.
Pihak yang
diikutsertakan :
Guru Pembimbing dan Konseli
N.
Rencana Penilaian dan
tindak lanjut :
1. Mengamati perilaku konseli konseling
2. Mengamati pilihan jalan keluar yang dipilih
oleh konseli
O. Catatan
Khusus : Apabila di perlukan, dapat dilaksanakan konseling
pada pertemuan selanjutnya
Surakarta,
Juli 2012
VERBATIM KONSELING INDIVIDU
A.
IDENTITAS
KONSELI
Nama :
Dani Wijayanto
Kelas :
XII IPA 2
Usia :
18 tahun
Rangkuman Masalah : menyalahkan
orang tuanya karena Klien gagal memasuki jurusan ekonomi UGM sehingga Dani
tidak bisa bersama dengan kekasihnya sejurusan di UGM.
B.
KASUS
Dani adalah siswa kelas
XII IPA 2, dia sangat marah sekali dengan orang tuanya karena dia gagal
mengikuti seleksi tes masuk UGM. Dani sangat ingin bersama-sama kekasihnya yang
sejak kelas XI SMA, tetapi orang tua Dani kurang setuju jika dia masuk UGM jurusan
Ekonomi. Orang tua Dani berharap dia masuk ke Fakultas Pendidikan di UNS saja.
Dani merasa orang tuanya jahat dan tidak memahami keinginannya. Sekarang dia
merasa malu bertemu kekasihnya karena tidak bisa masuk UGM seperti yang mereka
cita-citakan berdua. Dani juga sudah jarang di rumah sejak pengumuman itu dan
mendiamkan orang tuanya.
Berikut adalah contoh kasus yang menggunakan teori Terapi
Rasional Emotif dengan menggunakan Teknik
Kognitif : home work assignments dan
Teknik Paradoxical , serta Teknik Behavioristik : Social Modeling dan Reinforcement
C.
VERBATIM
PELAKU
|
PERNYATAAN
|
KETERANGAN
|
PERTEMUAN KE-1
|
||
Konseli
|
“selamat siang Pak....Asssalamu’alaikum”
|
|
Konselor
|
“Wa’alaikum salam...oiya...selamat siang, wah Dani ya?
Mari-mari masuk. Sudah
Bapak tunggu dari tadi. Kemarin malam sms Bapak katanya ingin datang ke SMA
dan curhat bukan?”
|
Oppening :
Good Rapport
|
Konseli
|
“iya Pak. Habisnya saya
bingung mau cerita ke siapa Pak.”
|
|
Konselor
|
“oiya, Bapak senang sekali Dani masih mau menyempatkan diri datang
kemari. Padahal sekarang saat-saat pendaftaran di perguruan tinggi”
|
Good Rapport
|
Konseli
|
“hehehehe iya
Pak...kemarin juga abis daftaran kok Pak ikut SNMPTN.”
|
|
Konselor
|
“oiyaa...Bapak juga diberitahu oleh beberapa teman-teman dari SMA
yang juga mengikuti tes SNMPTN. Banyak ya yang daftar SNMPTN?”
|
Good Rapport
|
Konseli
|
“wah banyak Pak, kemaren
juga rame-rame sama teman-teman SMA sini Pak. Pada daftar macem-macem”
|
|
Konselor
|
“jadi beda-beda begitu
ya?”
|
Good Rapport
|
Konseli
|
“bukan Pak, ada yang di UNS,
UGM, UNDIP, UNNES. Trus jurusan yang diambil temen-temen juga macem-macem
Pak.”
|
|
Konselor
|
“oiya tidak masalah itu,
bukankah cita-cita kalian beda-beda, jadi ya wajar jika pengambilan jurusan
maupun universitasnya berbeda-beda
|
Good Rapport
|
“Oiya Dani, membahas
masalah sms Dani kepada Bapak semalam, katanya ada yang ingin diceritakan”
|
Lead
|
|
Apakah ada yang bisa
Bapak bantu?”
|
Eksplorasi
|
|
Konseli
|
“iya Pak benar
sekali...ada yang ingin saya sampaikan kepada Bapak.”
|
|
Konselor
|
“oh ya...silakan,kemukakan
saja tidak apa-apa...”
|
Lead
|
Konseli
|
“aduuh gimana ya Pak,
saya takut ini...hemmmm menyangkut orang tua saya, pacar saya, sekolah lanjut
saya.”
|
|
Konselor
|
“tidak perlu takut Dani,
disini posisi Bapak sebagai salah satu guru pembimbing di sekolah ini. Dan Bapak
akan mendengarkan semua keluhan yang ingin Dani sampaikan,
Dani tidak perlu khawatir,
apapun yang diungkapkan Bapak jamin kerahasiaannya. Hanya Dani dan Bapak saja
yang tahu. Bagaimana, setuju?
|
Structuring : Role limit
|
Konseli
|
“emmm baiklah Pak, saya
yakin bapak menjaga rahasia saya kok”
|
|
Konselor
|
“baik, kalau begitu.
Coba Dani ceritakan. Apakah yang saat ini menjadi ganjalan di hati Dani?”
|
Eksplorasi
|
Konseli
|
“Begini Pak, saya itu
disuruh melanjutkan di UNS saja sama orang tua saya. Padahal saya itu
penge banget sama-sama terus sama
pacar saya, kebetulan saya dan pacar saya si Rani, daftar jurusan Ekonomi
dengan program studi Akuntansi di
UGM Pak. Mungkin karena saya nggak begitu dapet restu dari orang tua, saya
gagal masuk UGM Pak. Pacar saya sekarang ditrima di UGM, sedangkan saya di
UNS, ya nyenengin orang tua saya lah Pak masuk Bimbingan dan Konseling.
Kenapa sih orang tua saya gak ngasih restu saya buat masuk UGM Pak? Katanya
doa orang tua itu manjur, pasti mereka doain saya gak masuk UGM Pak. Saya marah Pak, saya
juga malu sama pacar saya”
|
(Assesment)
|
Konselor
|
“em...bisakah Dani
menjelaskan lebih detail lagi kepada Bapak?”
“Soalnya tadi Dani
mengatakan kalau diterima di UNS tapi gagal di UGM. Coba, mana yang benar?”
|
Lead
Confrontations
|
Konseli
|
“Orang tua saya pengen saya masuk Bimbingan dan Konseling
di UNS Pak, mereka gak ngijinin saya masuk di Ekonomi UGM, katanya ntar nyari
kerja susah. Mbok di UNS saja, kalau sungguh-sungguh pasti berhasil, trus
katanya karena biaya hidup juga udah banyak. Waktu tes kan saya ambil IPC Pak. Pilihan pertama di UGM sama seperti pacar saya
yang satu UNS seperti harapan orang tua saya, ya setengah hati gitu Pak. Tapi
kenapa orang tua saya nggak mikir gimana nanti hubungan saya sama pacar saya
pak.”
|
(Activity)
|
Konselor
|
“em dengan kata lain,
dani merasa marah karena orang tua Dani tidak memberi restu Dani untuk masuk
di UGM, begitu.”
|
Clarification
|
“Apakah memang Dani sama
sekali tidak menyukai jurusan yang disarankan oleh orang tua Dani itu?”
|
Eksplorasi
|
|
Konseli
|
“saya itu sebernya juga
dulu suka Pak masalah Bimbingan dan Konseling. Tetapi kan saya cowok Pak,
saya juga harus menjaga pacar saya yang di UGM sana. Masa saya biarin aja
Pak? Saya juga malu, saya dulu janji nemenin dia satu jurusan. Eh malah kita
berjauhan gini Pak. Marah saya Pak...”
|
(Belief)
|
Konselor
|
“ Wah jadi semacam
amplop dan perangko begitu ya, yang bisa bersama-sama kemana-mana”
|
Asumsi
|
Konseli
|
“hehehehe Bapak bisa
saja. Saya jadi Malu Pak, karena saya sayang Pak sama Rani.”
|
|
Konselor
|
“Bapak bergurau, agar
Dani tidak marah-marah lagi.....hehehe”
baiklah, selanjutnya
coba ceritakan apa yang menjadi ganjalan dalam perasaan Dani dengan orang tua
Dani?”
|
Eksplorasi
|
Konseli
|
“Jadi begini Pak, saya
sekarang jarang di rumah. Saya tidur di tempat teman saya Pak. Saya gak
krasan di rumah. Udah seminggu ini saya diem aja ketemu orang tua saya.
Lama-lama saya gak nyaman sendiri Pak.”
|
|
Konselor
|
“Dani sekarang malah diam
dan tidak pernah pulang begitu?”
|
Restatement
|
Konseli
|
“Iya Bu….males di rumah,
pengen marah rasanya. Saya kecewa Pak”
|
|
Konselor
|
“Dani sudah tahu belum
bahwa orang tua pasti memilih yang terbaik untuk anaknya?”
|
Lead
|
Konseli
|
“Iya Pak, saya tahu……”
|
|
Konselor
|
“Nah….berarti Dani sudah
tahu alasan orang tua Dani menyarankan Dani untuk di UNS dan memilih
Bimbingan dan Konseling?
|
Lead
|
“Bukankah dulu Dani juga
sudah menyukai dunia bimbingan dan konseling?”
|
Factual reasurance
|
|
Konseli
|
“Iya sich Pak, tapi saya
mesti gimana sama orang tua saya? Kok kayaknya mereka nggak ngerti gimana mau
saya gitu. Maksain gitu..”
|
(Consequence)
|
Konselor
|
“Nah mari kita pikirkan
bersama-sama, dulu Dani suka dengan dunia pendidikan khususnya Bimbingan dan
Konseling, waktu kelas X Dani antusias sekali saat ada jam Bimbingan. Dan dani mengatakan
ingin menjadi Guru Pembimbing yang disukai banyak muridnya. Tapi semenjak
punya pacar Dani melupakan cita-cita Dani”
“Bagaimana Dani coba
dipikirkan mana yang benar?”
|
Confrontation
|
Konseli
|
“Heem
Pak, saya memang ingin seperti Bapak. saya senang masuk di dunia pendidikan.
Karena saya ingin sekali berbagi pengalaman dan mengembangkan pengalaman
|
|
Konselor
|
“Betul sekali....
“Bapak senang Dani
memiliki sikap kepedulian yang tinggi seperti ini.”
|
Reinforcement
Empati
|
“Bapak mengerti apa yang
Dani katakan itu.”
|
Empati
|
|
Konseli
|
“tetapi saya harus
gimana ya Pak, saya sudah seminggu ini mendiamkan orang tua saya, saya jarang
sekali di rumah. Kaku sekali rasanya jika di rumah”
|
|
Konselor
|
“Tentunya banyak
cara...coba Dani, bagaimana cara mengatasinya, Coba utarakan kepada Bapak.”
|
Lead
|
Konseli
|
“Emmm…apa ya Pak…buntu
Pak rasanya…”
|
|
Konselor
|
“masih bingung?
Mari kita pikirkan
bersama-sama, Dani pasti bisa...”
|
Restatement
Reasurance
|
Konseli
|
“aduh pusing Pak, gak
tahu. Ini sudah sore Pak, saya mau sepak bola dengan temen-temen saya
Pak.....”
|
|
Konselor
|
“Baik, Bapak beri tugas.
Setelah dari sini atau setelah bermain sepak bola, Dani pulang ke rumah ya.
Nanti bisa ikut makan bersama keluarga, kalau masih malas ngobrol ya makan
bersama dulu saja. Kemudian sholat magrib berjamaah dengan keluarga. Dan jika
nanti ada acara keluarga misalnya melihat televisi, Dani ikut disitu.
bagaimana? Mau melakukannya bukan?”
|
Home
Work Assigments
|
Konseli
|
“Baik Pak, saya akan
lakukan”
|
|
Konselor
|
“kalau begitu, kita
cukupkan dulu, kapan Dani akan
melaporkan hasil tugas Bapak tadi? Besok atau kapan?”
|
Termination
|
Konseli
|
“emmmm dua hari lagi
saya datang kemari Pak. Kalau begitu saya permisi dulu Pak. Assalamu’alaykum”
|
|
Konselor
|
“wa’alaikum salaam, hati-hati di jalan ya....”
|
Salam
|
PERTEMUAN KE-2
|
||
Konseli
|
“Permisi pak, selamat siang”
|
|
Konselor
|
“selamat Siang...eh Dani,
wah sudah Bapak sudah tunggu-tunggu dari tadi. Mari silakan duduk Nak.
|
Opening :Good Rapport
|
“wah kelihatannya Dani
tampak lebih bersemangat.”
|
Prediction reassurances
|
|
Konseli
|
“iya Pak, agak mendingan sih Pak....sudah nggak begitu kaku
waktu di rumah”
|
|
Konselor
|
“hemmm yaa bagus sekali itu.”
|
Reassurance
|
“apakah kita akan
melanjutkan perbincangan kita kemarin itu?”
|
Eksplorasi
|
|
Konseli
|
“Benar Pak, tugas bapak
sudah lakukan selama dua hari terakhir ini.”
|
|
Konselor
|
“kalau begitu, coba
utarakan kepada bapak”
|
Lead
|
Konseli
|
“Iya Pak…saya mau
melanjutkan pembicaraan kita kemarin...
Setelah saya mencoba
berbicara dengan orang tua saya, saya jadi sadar. Orang tua saya itu ingin
saya di UNS yang dekat dengan mereka agar biaya yang dikeluarkan tidak
banyak. Soalnya adik saya masih 3 yang harus bersekolah. Seharusnya saya
malu, walau ekonomi keluarga kami pas-pasan, tapi orang tua saya selalu
mendukung saya untuk melanjutkan sekolah. Toh dulu itu juga cita-cita saya,
saya yang salah Pak. Saya jadi terharu kemarin waktu ngumpul bersama orang
tua saya dan adik saya”
|
(Disputting)
|
Konselor
|
“senang sekali Bapak
mendengarnya, Dani mempunyai pemikiran begitu…itu benar, sebagai sebagai
seorang anak, kita sebaiknya juga mendengarkan apa yang menjadi kemauan,
kemampuan dan harapan orang tua kita. Barang kali dengan menuruti kemauan
orang tua Dani, Dani akan sukses.
|
Empati
|
Konseli
|
“iya Pak...saya sadar
itu. Sekarang saya tidak keluyuran lagi Pak. Saya tidak mau membuat orang tua
saya bersedih. Kasian jika harus memikirkan kenakalan saya beberapa minggu
ini. Saya jadi merasa sangat bersalah dan saya berjanji tidak akan
mengulanginya.”
“Tap Pak, bagaimana saya
dan pacar saya? Yang jagain dia siapa dong Pak?”
|
(Disputting)
|
Konselor
|
“Oke, saat ini Dani
masih ingin sekali bersama-sama dengan pacar Dani. Sekarang coba andai Dani
dan pacarnya masuk ke jurusan yang sama, apakah yakin Dani dan Rani akan sukses bersama?
Atau Dani yakin sekali
jika Rani adalah calon istri Dani nantinya?
Dan apabila nanti saat
kuliah ada suatu permasalahan Dani dan Rani mampu mengatasinya sehingga
kuliah kalian tidak terganggu? Bahkan bisa jadi cita-cita kalian malah akan
tersendat hanya karena persoalan cinta”
|
Paradoxical
|
Konseli
|
“emmmmm....kenapa selama
ini saya tidak berfikir ke arah sana ya Pak....saya terlalu fokus dengan ingin
selalu bersama pacar. Lagian kelas XI kemarin waktu saya berantem, nilai mid semester saya juga anjlok....kalau nanti satu
jurusan saya belum tentu bisa mengatasi permasalahan saya. Dan kalau kuliah
saya gagal, sama saja saya menyia-nyiakan jerih payah orang tua saya.
Lebih baik kita beda
jurusan dan universitas tidak apa-apa, asal kita bisa menggapai cita-cita
kami dan sukses. Toh jika memang jodoh tidak akan lari ke mana.
Betul kan Pak?”
|
(Disputting)
|
Konselor
|
“Wah bapak senang sekali
Dani memiliki pikiran dewasa seperti itu.”
|
Reinforcement
|
Konseli
|
“Dari kemarin-kemarin
Rani sebenarnya tidak mempermasalahkan saya kuliah dimana. Katanya kita
jalani saya cita-cita kita, cuma saya saja yang ngeyel pengen sama dia terus
Pak.”
|
|
Konselor
|
“Memang dalam hidup harus
menentukan pilihan Dani. Dani hendaknya melihat di luar sana, banyak anak
yang ingin kuliah akan tetapi tidak ada biaya. Banyak anak yang tidak
diperhatikan orang tuanya kemudian bertindak ugal-ugalan dan sebagainya. Dani
masih punya keluarga yang sayang dengan Dani, mau berjuang membiayai Dani
kuliah dan memperhatikan masa Depan Dani. Bukankah itu suatu yang lebih indah
dari pada mereka?”
|
Social
Modeling
|
Konseli
|
“Benar Pak...saya
sekarang sudah mantap bahwa saya akan melanjutkan cita-cita saya yang sempat
patah oleh ego saya. Hehehehehe saya akan segera meminta maaf dengan orang
tua saya karena kemarin saya terlalu jahat dengan mereka.
Nanti saya juga akan
bicara dengan Rani Pak, kita bisa saling mendukung nantinya ”
|
|
Konselor
|
“Nah Dani...setelah kita
berbincang-bincang dari pertemuan pertama sampai sekarang. Apakah yang Dani
rasakan?”
|
Eksplorasi
|
Konseli
|
“Saya mendapatkan banyak
pelajaran Pak, harusnya semarah apapun dengan orang tua kita, ya jangan
sampai nggak komunikasi sama sekali. Lagian saya lebih beruntung dari pada
anak-anak di luar sana yang nggak punya ayah-ibu terus nggak bisa kuliah.”
|
|
Konselor
|
“betul sekali…tanpa komunikasi,
tanpa kesadaran dan berfikir jernih. Semua akan buntu dan tidak mensyukuri
nikmat yang sudah Tuhan berikan”
|
Restatement
|
“Jadi apa Dani akan nekad
daftar UGM lagi agar bersama pacarnya atau masuk UNS seperti cita-cita Dani
waktu kelas X serta seperti harapan orang tua Dani?.”
|
Confrontation
|
|
Konseli
|
“Tidak Pak, saya sadar
Pak bahwa pemikirin saya tidak rasional, bila saya mempertahankan ego saya
dan mengorbankan masa depan saya dan harapan orang tua saya toh saya juga
tidak begitu mampu di Ekonomi Pak, hehehehe
seharusnya kesalahan
kemarin menjadikan saya lebih baik lagi. toh itu untuk kebaikan juga…”
|
Disputting
|
Konselor
|
“Benar sekali Dani…Bapak
turut senang Dani menjadi pribadi yang lebih baik seperti itu”
|
Reinforcement
|
Konseli
|
“Ehehehe, Bapak bisa
saja, itu juga berkat bantuan dari Bapak yang sejak kemarin mendengarkan
celotehan saya”
|
|
Konselor
|
“Senang rasanya bisa
membantu Dani…
Bagaimana sekarang apa
yang Dani rasakan dibandingkan tadi sebelum Dani kemari…??”
|
Lead terbuka
|
Konseli
|
“Wah sekarang Dani lega,
dan sudah tidak sedih lagi Pak, saya sudah tahu apa yang harus saya kerjakan
dan pikiran-pikiran buruk saya selama ini tentang orang tua saya itu salah
besar.”
“oiya saya besok Daftar
ulang di UNS Pak, sayang kalau sudah diterima SNMPTN dilepas begitu saja.”
|
|
Konselor
|
“Syukurlah,Bapak turut
senang, sukses ya Dani untuk besok daftar ulangnya. Hati-hati di jalan saat
berkendara”
|
Reinforcement
|
Konseli
|
“iya pak pasti itu.
Doakan saya bisa menggapai cita-cita saya ya Pak”
|
|
Konselor
|
“Dengan senang hati Dani….Bapak
akan selalu mendukung…dan nanti hasilnya Bapak diberi tahu ya”
|
Empati
|
Konseli
|
“siap deh Pak..”
|
|
Konselor
|
“Baik tidak terasa
ternyata sudah banyak sekali sekali ya yang kita bahas pada pertemuan ini ya Dani,
bagaimana...percakapan ini kita lanjutkan atau dilanjut pada pertemuan
berikutnya?”
|
Termination
|
Konseli
|
“Wah
benar Pak...sudah setengah jam saya berbincang dengan Bapak...emmm
dilanjutkan lain kali saja Pak, saya nanti mengantar adik saya ngaji Pak,
kasian Bapak juga pulang sore gara-gara saya. Beberapa hari lagi saya kesini
lagi boleh kan Pak?”
|
|
Konselor
|
“Oh begitu...baiklah,
ingat bahwa Dani adalah termasuk anak yang beruntung.
Tidak apa-apa Dani,
memang tugas Bapak sebagai guru Pembimbing ya seperti ini, jadi kamu tidak
usah ragu lagi jika memiliki masalah langsung saja datang kesini. Bapak kan
dulu juga wali kelas kamu”
|
Structuring : role limit
|
Konseli
|
“Baik
Pak. kalau gitu saya pamit dulu ya Pak, asalamualaykum”
|
|
Konselor
|
“Iya...walaikumsalam,
hati-hati ya Dani...”
|
Penutup
|
PERTEMUAN KE-3
|
||
Konseli
|
“selamat siaang Pak”
|
Salam
|
Konselor
|
“selamat siang, wah Dani,
silakan masuk nak, silakan duduk. Bapak kira Dani lupa datang kemari”
|
Good Rapport
|
Konseli
|
“ terimakasih Pak, wah
ya tidak lah Pak...saya kan sudah janji datang sekarang...”
|
|
Konselor
|
“bagaimana kabarnya?”
|
Good Rapport
|
Konseli
|
“baik Pak, saat ini saya
merasa senang dan legaa sekali. Oiya Pak maaf baru datang tadi saya mengantar
adek saya beli buku tulis”
|
|
Konselor
|
“tidak apa-apa Dani, ini
juga sudah tahun ajaran baru, wajar jika anak-anak sekolah sibuk membeli alat
tulis baru. Senang ya melihat Dani baik dengan adik-adiknya begitu”
|
Empati
|
Konseli
|
“aah Bapak bisa aja.
Jadi malu saya Pak, kan saya anak tertua harus bisa menjaga adik-adik saya
dan menjadi contoh yang baik.”
|
|
Konselor
|
“Bapak bangga sekali
kepada Dani.”
Tetapi kalau boleh Bapak
tahu, apakah yang membuat Dani bahagia? kalau boleh silahkan Dani berbagi
kebahagiaan itu”
|
Reinforcement
Eksplorasi
|
Konseli
|
“iya Pak saya senang,
orang tua saya memaafkan kesalahan saya yang kemarin-kemarin. Bapak dan Ibu senang
saya berfikir dewasa tidak hanya memikirkan kesenangan sesaat. Dan juga Rani
memahami saya Buk, pokoknya kita saling mendukung satu sama lain. Saya akan
mengejar cita-cita saya dan membuat orang tua saya bangga dan juga bisa
memberi contoh yang baik kepada adik-adik saya”
|
(Ekspectation)
|
Konselor
|
“wah bagus sekali, Bapak
ikut senang mendengarnya.”
|
Reinforcement
|
Konseli
|
“Ternyata benar Pak,bahwa
perasaan saya selama ini, bahwa saya merasa orang tua saya itu nggak paham
keinginan saya itu salah. Orang tua saya itu sangat memahami saya, makanya
saya diarahkan. Mereka tidak ingin saya salah arah saja, saya yang salah Pak”
|
Disputting
|
Konselor
|
“Yaa,memang begitu Dani..
Dengan kata lain,
sekarang Dani sudah dapat merasakan nya sendiri. Masalah itu perlu
diselesaikan dengan jalan terbaik bukan hanya dengan berprasangka buruk dan kabur
dari rumah”
|
Clarification
|
Konseli
|
“Iya Pak,saya mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan bapak hingga masalah saya selesai”.
|
|
Konselor
|
“Iya Dani,sama – sama
dan itu sudah menjadi kewajiban seorang konselor untuk membantu menyelesaikan
masalah”
|
Structuring
|
Konseli
|
“iya Pak.”
|
|
Konselor
|
“itu berarti dari awal
pertemuan kita yang dari tugas rumah, pertemuan ketiga dan hari ini, coba,
apa kesimpulan Dani?”
|
Lead
|
Konseli
|
“em....itu Bu, saya jadi
tahu bagaimana seharusnya mengambil keputusan, tidak hanya karena saya suka
tetapi saya harus liat kenyataan orang tua saya dan kemampuan saya sendiri.
Lagian kita masih muda, banyak yang harus dikerjakan. Saya tidak mau
menyia-nyiakan kerja keras orang tua saya. Pokoknya saya akan berusaha
berbakti kepada orang tua saya Pak.
Dan terakhir, masalah
cinta saya percaya sama takdir Tuhan Pak. Kalau kita sungguh-sunggu dan
berjodoh suatu saat pasti ada jalannya. Tidak perlu dikejar-kejar”
|
Summary
|
Konselor
|
“Bagus....ternyata Dani
sudah lebih dewasa lagi ya..”
|
Reinforcement
|
Konseli
|
“Iya Pak ,baiklah Pak
kalau begitu saya langsung pamit saja, hari ini saya diajak bapak saya
mencari kos-kosan di sekitar UNS Pak”
|
|
Konselor
|
“o ya? Wah bagus sekali Dani”
“sukses selalu ya dalam
kuliahnya. Bapak berdoa semoga Dani lulus tepat waktu dan segera mendapat
pekerjaan”
|
Reinforcement
|
“baiklah, kalau begitu
jika ada apa-apa atau sekedar bercerita jangan sungkan-sungkan datang menemui
Bapak”
|
Termination
|
|
Klien
|
“Baik Pak, itu jelas.
Kalau begitu saya permisi dulu ya Pak. Selamat siang....”
|
|
Konselor
|
“iya Dani....selamat
siang.”
|
Penutup
|
saya ijin copy ini untuk tugas konseling, terima kasih banyak :)
BalasHapusokey tidak apa2..semoga bermanfaat
HapusMohon ijin copy verbatim.. trimakasii
BalasHapusijin copy verbatim untuk tugas ya kak^^
BalasHapus