Senin, 16 Juli 2012

VERBATIM KONSELING INDIVIDUAL TEKNIK RET




A.     Permasalahan           :Klien gagal memasuki jurusan ekonomi UGM dan menyalahkan orang tuanya
B.       Bidang Bimbingan   : Pribadi-sosial
C.      Jenis Layanan          : Konseling individual
D.      Fungsi Layanan       : Pemahaman dan pengentasan
E.       Tujuan Layanan       : Mengubah cara berpikir klien yang irrasional menjadi rasional
F.       Hasil yang ingin dicapai           :
1.    Klien dapat memahami dirinya dengan baik
2.    Klien dapat berpikir secara sadar dan rasional
3.    Klien dapat keluar dari permasalahannya
G.      Sasaran Layanan                                      : Dany            
H.      Uraian Kegiatan Pemberian Layanan      :
v  Pendahuluan
a.       Menyambut kedatanganklien
b.      Menciptakan hubungan baik dengan klien (good rapport)
c.       Mendengarkan keluhan klien
v  Inti
a.       Assesment
è Mengumpulkandan menggali informasi tentang keadaan diriklien dan jugamendorong klien untuk menjelaskan permasalahan yang dialami.
b.      Antecedent event/ activity
è Merumuskan kejadian yang sebenarnya terjadi dan dialamioleh klien sehingga klien memiliki keyakinan yang irasional (irratinonal belief).

c.       Belief
è Merumuskan yang menjadi keyakinan irasional (irational belief) pada diri klien terhadap kejadian yang sebenarnya terjadi atau dialami oleh klien sehingga konselor dapat memahami keyakinan klien atas peristiwa yang terjadi pada klien.
d.      Consequence
è Merumuskan hasil yang dibentuk dari irational belief konseli. Dalam permasalahan ini consequence atas Antecedent Event adalah malu dengan pacarnya karena tidak bisa masuk ke UGM seperti pacarnya.
e.       Disputing
è Konselor melakukan proses konseling dengan men dispute atau melawan irational belief konseli dengan rational belief konseli. Dispute dilakukan dengan memberikan treatment berupa  Teknik Imitasi-Simulasi pada konseli.
f.        Effect/Expectation
è Hasil yang di dapatkan berupa keberhasilan dapat diubahnya irational Belief menjadi rational belief sehingga perilaku konseli dapat terarah pada perilaku yang lebih positif.
v  Penutup
g.      Membuat kesimpulan                       : Konselor menuntun konseli untuk membuat kesimpulan dari hasil konseling.
h.      Menutup pertemuan

I.         Tempat Penyelenggara Layanan              : Ruang BK
J.        Waktu                                                      : 3 x 40 Menit



K.      Metode                                                     : Konseling RET (Rational-Emotive Therapy)
L.       Teknik                                                      :
·         Teknik Kognitif : home work assigments
·         Teknik Kognitif : Paradoxical (keinginan yang berlawanan), Teknik ini didasarkan pada asumsi bahwa sesorang yang mulai memperlihatkan keinginan atau hasrat yang tidak baik (negatif) dengan sendirinya akan menjadi jera dengan jalan menciptakan kondisi yang hiperintention, yakni mempertinggi hasrat atau keinginan, sehingga pada titik kulminasi tertentu orang itu akan menghilangkan sama sekali keinginannya itu
·         Teknik Behavioristik : Social Modeling
·         Teknik Behavioristik : Reinforcement
M.     Pihak yang diikutsertakan                        : Guru Pembimbing dan Konseli
N.      Rencana Penilaian dan tindak lanjut        :
1.    Mengamati perilaku konseli konseling
2.    Mengamati pilihan jalan keluar yang dipilih oleh konseli

O.      Catatan Khusus                            : Apabila di perlukan, dapat dilaksanakan konseling
pada pertemuan selanjutnya

Surakarta,  Juli  2012



VERBATIM KONSELING INDIVIDU

A.    IDENTITAS KONSELI
Nama                          : Dani Wijayanto
Kelas                           : XII IPA 2
Usia                             : 18 tahun
Rangkuman Masalah  : menyalahkan orang tuanya karena Klien gagal memasuki jurusan ekonomi UGM sehingga Dani tidak bisa bersama dengan kekasihnya sejurusan di UGM.

B.     KASUS
Dani adalah siswa kelas XII IPA 2, dia sangat marah sekali dengan orang tuanya karena dia gagal mengikuti seleksi tes masuk UGM. Dani sangat ingin bersama-sama kekasihnya yang sejak kelas XI SMA, tetapi orang tua Dani kurang setuju jika dia masuk UGM jurusan Ekonomi. Orang tua Dani berharap dia masuk ke Fakultas Pendidikan di UNS saja. Dani merasa orang tuanya jahat dan tidak memahami keinginannya. Sekarang dia merasa malu bertemu kekasihnya karena tidak bisa masuk UGM seperti yang mereka cita-citakan berdua. Dani juga sudah jarang di rumah sejak pengumuman itu dan mendiamkan orang tuanya.
Berikut adalah contoh kasus yang menggunakan teori Terapi Rasional Emotif dengan menggunakan Teknik Kognitif : home work assignments dan Teknik Paradoxical , serta Teknik Behavioristik : Social Modeling dan Reinforcement



C.    VERBATIM
PELAKU
PERNYATAAN
KETERANGAN

PERTEMUAN KE-1

Konseli
“selamat siang Pak....Asssalamu’alaikum”

Konselor
“Wa’alaikum salam...oiya...selamat siang, wah Dani ya?
Mari-mari masuk. Sudah Bapak tunggu dari tadi. Kemarin malam sms Bapak katanya ingin datang ke SMA dan curhat bukan?”
Oppening :
Good Rapport
Konseli
“iya Pak. Habisnya saya bingung mau cerita ke siapa Pak.”

Konselor
“oiya, Bapak senang sekali Dani masih mau menyempatkan diri datang kemari. Padahal sekarang saat-saat pendaftaran di perguruan tinggi”
Good Rapport
Konseli
“hehehehe iya Pak...kemarin juga abis daftaran kok Pak ikut SNMPTN.”

Konselor
“oiyaa...Bapak juga diberitahu oleh beberapa teman-teman dari SMA yang juga mengikuti tes SNMPTN. Banyak ya yang daftar SNMPTN?”
Good Rapport
Konseli
“wah banyak Pak, kemaren juga rame-rame sama teman-teman SMA sini Pak. Pada daftar macem-macem”

Konselor
“jadi beda-beda begitu ya?”
Good Rapport
Konseli
“bukan Pak, ada yang di UNS, UGM, UNDIP, UNNES. Trus jurusan yang diambil temen-temen juga macem-macem Pak.”

Konselor

“oiya tidak masalah itu, bukankah cita-cita kalian beda-beda, jadi ya wajar jika pengambilan jurusan maupun universitasnya berbeda-beda
Good Rapport

“Oiya Dani, membahas masalah sms Dani kepada Bapak semalam, katanya ada yang ingin diceritakan”
Lead

Apakah ada yang bisa Bapak bantu?”
Eksplorasi
Konseli
“iya Pak benar sekali...ada yang ingin saya sampaikan kepada Bapak.”


Konselor
“oh ya...silakan,kemukakan saja tidak apa-apa...”
Lead
Konseli
“aduuh gimana ya Pak, saya takut ini...hemmmm menyangkut orang tua saya, pacar saya, sekolah lanjut saya.”

Konselor
“tidak perlu takut Dani, disini posisi Bapak sebagai salah satu guru pembimbing di sekolah ini. Dan Bapak akan mendengarkan semua keluhan yang ingin Dani sampaikan,
Dani tidak perlu khawatir, apapun yang diungkapkan Bapak jamin kerahasiaannya. Hanya Dani dan Bapak saja yang tahu. Bagaimana, setuju?
Structuring : Role limit
Konseli
“emmm baiklah Pak, saya yakin bapak menjaga rahasia saya kok”

Konselor
“baik, kalau begitu. Coba Dani ceritakan. Apakah yang saat ini menjadi ganjalan di hati Dani?”
Eksplorasi
Konseli
“Begini Pak, saya itu disuruh melanjutkan di UNS saja sama orang tua saya. Padahal saya itu penge  banget sama-sama terus sama pacar saya, kebetulan saya dan pacar saya si Rani, daftar jurusan Ekonomi dengan program studi Akuntansi di UGM Pak. Mungkin karena saya nggak begitu dapet restu dari orang tua, saya gagal masuk UGM Pak. Pacar saya sekarang ditrima di UGM, sedangkan saya di UNS, ya nyenengin orang tua saya lah Pak masuk Bimbingan dan Konseling. Kenapa sih orang tua saya gak ngasih restu saya buat masuk UGM Pak? Katanya doa orang tua itu manjur, pasti mereka doain saya gak masuk UGM Pak. Saya marah Pak, saya juga malu sama pacar saya”
(Assesment)
Konselor
“em...bisakah Dani menjelaskan lebih detail lagi kepada Bapak?”

“Soalnya tadi Dani mengatakan kalau diterima di UNS tapi gagal di UGM. Coba, mana yang benar?”
Lead


Confrontations
Konseli
Orang tua saya pengen saya masuk Bimbingan dan Konseling di UNS Pak, mereka gak ngijinin saya masuk di Ekonomi UGM, katanya ntar nyari kerja susah. Mbok di UNS saja, kalau sungguh-sungguh pasti berhasil, trus katanya karena biaya hidup juga udah banyak. Waktu tes kan saya ambil IPC Pak. Pilihan pertama di UGM sama seperti pacar saya yang satu UNS seperti harapan orang tua saya, ya setengah hati gitu Pak. Tapi kenapa orang tua saya nggak mikir gimana nanti hubungan saya sama pacar saya pak.”
(Activity)
Konselor
“em dengan kata lain, dani merasa marah karena orang tua Dani tidak memberi restu Dani untuk masuk di UGM, begitu.”
Clarification

“Apakah memang Dani sama sekali tidak menyukai jurusan yang disarankan oleh orang tua Dani itu?”
Eksplorasi
Konseli
“saya itu sebernya juga dulu suka Pak masalah Bimbingan dan Konseling. Tetapi kan saya cowok Pak, saya juga harus menjaga pacar saya yang di UGM sana. Masa saya biarin aja Pak? Saya juga malu, saya dulu janji nemenin dia satu jurusan. Eh malah kita berjauhan gini Pak. Marah saya Pak...”

(Belief)
Konselor
“ Wah jadi semacam amplop dan perangko begitu ya, yang bisa bersama-sama kemana-mana”
Asumsi
Konseli
“hehehehe Bapak bisa saja. Saya jadi Malu Pak, karena saya sayang Pak sama Rani.”

Konselor
“Bapak bergurau, agar Dani tidak marah-marah lagi.....hehehe”
baiklah, selanjutnya coba ceritakan apa yang menjadi ganjalan dalam perasaan Dani dengan orang tua Dani?”



Eksplorasi
Konseli
“Jadi begini Pak, saya sekarang jarang di rumah. Saya tidur di tempat teman saya Pak. Saya gak krasan di rumah. Udah seminggu ini saya diem aja ketemu orang tua saya. Lama-lama saya gak nyaman sendiri Pak.”

Konselor
“Dani sekarang malah diam dan tidak pernah pulang begitu?”
Restatement
Konseli
“Iya Bu….males di rumah, pengen marah rasanya. Saya kecewa Pak”

Konselor
“Dani sudah tahu belum bahwa orang tua pasti memilih yang terbaik untuk anaknya?”        
Lead
Konseli
“Iya Pak, saya tahu……”

Konselor
“Nah….berarti Dani sudah tahu alasan orang tua Dani menyarankan Dani untuk di UNS dan memilih Bimbingan dan Konseling?
Lead

“Bukankah dulu Dani juga sudah menyukai dunia bimbingan dan konseling?”
Factual reasurance
Konseli
“Iya sich Pak, tapi saya mesti gimana sama orang tua saya? Kok kayaknya mereka nggak ngerti gimana mau saya gitu. Maksain gitu..”
(Consequence)
Konselor
“Nah mari kita pikirkan bersama-sama, dulu Dani suka dengan dunia pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling, waktu kelas X Dani antusias sekali saat ada jam Bimbingan. Dan dani mengatakan ingin menjadi Guru Pembimbing yang disukai banyak muridnya. Tapi semenjak punya pacar Dani melupakan cita-cita Dani”
“Bagaimana Dani coba dipikirkan mana yang benar?”







Confrontation
Konseli
“Heem Pak, saya memang ingin seperti Bapak. saya senang masuk di dunia pendidikan. Karena saya ingin sekali berbagi pengalaman dan mengembangkan pengalaman

Konselor
“Betul sekali....

“Bapak senang Dani memiliki sikap kepedulian yang tinggi seperti ini.”
Reinforcement

Empati

“Bapak mengerti apa yang Dani katakan itu.”
Empati
Konseli
“tetapi saya harus gimana ya Pak, saya sudah seminggu ini mendiamkan orang tua saya, saya jarang sekali di rumah. Kaku sekali rasanya jika di rumah”

Konselor
“Tentunya banyak cara...coba Dani, bagaimana cara mengatasinya, Coba utarakan kepada Bapak.”
Lead
Konseli
“Emmm…apa ya Pak…buntu Pak rasanya…”

Konselor
“masih bingung?

Mari kita pikirkan bersama-sama, Dani pasti bisa...”
Restatement

Reasurance
Konseli
“aduh pusing Pak, gak tahu. Ini sudah sore Pak, saya mau sepak bola dengan temen-temen saya Pak.....”

Konselor
“Baik, Bapak beri tugas. Setelah dari sini atau setelah bermain sepak bola, Dani pulang ke rumah ya. Nanti bisa ikut makan bersama keluarga, kalau masih malas ngobrol ya makan bersama dulu saja. Kemudian sholat magrib berjamaah dengan keluarga. Dan jika nanti ada acara keluarga misalnya melihat televisi, Dani ikut disitu. bagaimana? Mau melakukannya bukan?”
Home Work Assigments
Konseli
“Baik Pak, saya akan lakukan”

Konselor
“kalau begitu, kita cukupkan dulu,  kapan Dani akan melaporkan hasil tugas Bapak tadi? Besok atau kapan?”
Termination
Konseli
“emmmm dua hari lagi saya datang kemari Pak. Kalau begitu saya permisi dulu Pak. Assalamu’alaykum”

Konselor
“wa’alaikum salaam, hati-hati di jalan ya....”
Salam


PERTEMUAN KE-2

Konseli
Permisi pak, selamat siang”

Konselor
“selamat Siang...eh Dani, wah sudah Bapak sudah tunggu-tunggu dari tadi. Mari silakan duduk Nak.
Opening :Good Rapport

“wah kelihatannya Dani tampak lebih bersemangat.”
Prediction reassurances
Konseli
“iya Pak, agak mendingan sih Pak....sudah nggak begitu kaku waktu di rumah”

Konselor
“hemmm yaa bagus sekali itu.”
Reassurance

“apakah kita akan melanjutkan perbincangan kita kemarin itu?”
Eksplorasi
Konseli
“Benar Pak, tugas bapak sudah lakukan selama dua hari terakhir ini.”

Konselor
“kalau begitu, coba utarakan kepada bapak”
Lead
Konseli
“Iya Pak…saya mau melanjutkan pembicaraan kita kemarin...
Setelah saya mencoba berbicara dengan orang tua saya, saya jadi sadar. Orang tua saya itu ingin saya di UNS yang dekat dengan mereka agar biaya yang dikeluarkan tidak banyak. Soalnya adik saya masih 3 yang harus bersekolah. Seharusnya saya malu, walau ekonomi keluarga kami pas-pasan, tapi orang tua saya selalu mendukung saya untuk melanjutkan sekolah. Toh dulu itu juga cita-cita saya, saya yang salah Pak. Saya jadi terharu kemarin waktu ngumpul bersama orang tua saya dan adik saya”



(Disputting)
Konselor
“senang sekali Bapak mendengarnya, Dani mempunyai pemikiran begitu…itu benar, sebagai sebagai seorang anak, kita sebaiknya juga mendengarkan apa yang menjadi kemauan, kemampuan dan harapan orang tua kita. Barang kali dengan menuruti kemauan orang tua Dani, Dani akan sukses.
Empati
Konseli
“iya Pak...saya sadar itu. Sekarang saya tidak keluyuran lagi Pak. Saya tidak mau membuat orang tua saya bersedih. Kasian jika harus memikirkan kenakalan saya beberapa minggu ini. Saya jadi merasa sangat bersalah dan saya berjanji tidak akan mengulanginya.”

“Tap Pak, bagaimana saya dan pacar saya? Yang jagain dia siapa dong Pak?”
(Disputting)
Konselor
“Oke, saat ini Dani masih ingin sekali bersama-sama dengan pacar Dani. Sekarang coba andai Dani dan pacarnya masuk ke jurusan yang sama, apakah yakin Dani dan Rani akan sukses bersama?
Atau Dani yakin sekali jika Rani adalah calon istri Dani nantinya?
Dan apabila nanti saat kuliah ada suatu permasalahan Dani dan Rani mampu mengatasinya sehingga kuliah kalian tidak terganggu? Bahkan bisa jadi cita-cita kalian malah akan tersendat hanya karena persoalan cinta”

Paradoxical
Konseli
“emmmmm....kenapa selama ini saya tidak berfikir ke arah sana ya Pak....saya terlalu fokus dengan ingin selalu bersama pacar. Lagian kelas XI kemarin waktu saya berantem, nilai mid semester saya juga anjlok....kalau nanti satu jurusan saya belum tentu bisa mengatasi permasalahan saya. Dan kalau kuliah saya gagal, sama saja saya menyia-nyiakan jerih payah orang tua saya.
Lebih baik kita beda jurusan dan universitas tidak apa-apa, asal kita bisa menggapai cita-cita kami dan sukses. Toh jika memang jodoh tidak akan lari ke mana. Betul kan Pak?”

(Disputting)
Konselor
“Wah bapak senang sekali Dani memiliki pikiran dewasa seperti itu.”
Reinforcement

Konseli
“Dari kemarin-kemarin Rani sebenarnya tidak mempermasalahkan saya kuliah dimana. Katanya kita jalani saya cita-cita kita, cuma saya saja yang ngeyel pengen sama dia terus Pak.”

Konselor
“Memang dalam hidup harus menentukan pilihan Dani. Dani hendaknya melihat di luar sana, banyak anak yang ingin kuliah akan tetapi tidak ada biaya. Banyak anak yang tidak diperhatikan orang tuanya kemudian bertindak ugal-ugalan dan sebagainya. Dani masih punya keluarga yang sayang dengan Dani, mau berjuang membiayai Dani kuliah dan memperhatikan masa Depan Dani. Bukankah itu suatu yang lebih indah dari pada mereka?”
Social Modeling
Konseli
“Benar Pak...saya sekarang sudah mantap bahwa saya akan melanjutkan cita-cita saya yang sempat patah oleh ego saya. Hehehehehe saya akan segera meminta maaf dengan orang tua saya karena kemarin saya terlalu jahat dengan mereka.
Nanti saya juga akan bicara dengan Rani Pak, kita bisa saling mendukung nantinya ”

Konselor
“Nah Dani...setelah kita berbincang-bincang dari pertemuan pertama sampai sekarang. Apakah yang Dani rasakan?”
Eksplorasi
Konseli
“Saya mendapatkan banyak pelajaran Pak, harusnya semarah apapun dengan orang tua kita, ya jangan sampai nggak komunikasi sama sekali. Lagian saya lebih beruntung dari pada anak-anak di luar sana yang nggak punya ayah-ibu terus nggak bisa kuliah.”

Konselor
“betul sekali…tanpa komunikasi, tanpa kesadaran dan berfikir jernih. Semua akan buntu dan tidak mensyukuri nikmat yang sudah Tuhan berikan”
Restatement

“Jadi apa Dani akan nekad daftar UGM lagi agar bersama pacarnya atau masuk UNS seperti cita-cita Dani waktu kelas X serta seperti harapan orang tua Dani?.”
Confrontation
Konseli
“Tidak Pak, saya sadar Pak bahwa pemikirin saya tidak rasional, bila saya mempertahankan ego saya dan mengorbankan masa depan saya dan harapan orang tua saya toh saya juga tidak begitu mampu di Ekonomi Pak, hehehehe

seharusnya kesalahan kemarin menjadikan saya lebih baik lagi. toh itu untuk kebaikan juga…”
Disputting
Konselor
“Benar sekali Dani…Bapak turut senang Dani menjadi pribadi yang lebih baik seperti itu”
Reinforcement
Konseli
“Ehehehe, Bapak bisa saja, itu juga berkat bantuan dari Bapak yang sejak kemarin mendengarkan celotehan saya”

Konselor
“Senang rasanya bisa membantu Dani…
Bagaimana sekarang apa yang Dani rasakan dibandingkan tadi sebelum Dani kemari…??”
Lead terbuka
Konseli
“Wah sekarang Dani lega, dan sudah tidak sedih lagi Pak, saya sudah tahu apa yang harus saya kerjakan dan pikiran-pikiran buruk saya selama ini tentang orang tua saya itu salah besar.”
“oiya saya besok Daftar ulang di UNS Pak, sayang kalau sudah diterima SNMPTN dilepas begitu saja.”

Konselor
“Syukurlah,Bapak turut senang, sukses ya Dani untuk besok daftar ulangnya. Hati-hati di jalan saat berkendara”
Reinforcement
Konseli
“iya pak pasti itu. Doakan saya bisa menggapai cita-cita saya ya Pak”

Konselor
“Dengan senang hati Dani….Bapak akan selalu mendukung…dan nanti hasilnya Bapak diberi tahu ya”
Empati
Konseli
“siap deh Pak..”

Konselor
“Baik tidak terasa ternyata sudah banyak sekali sekali ya yang kita bahas pada pertemuan ini ya Dani, bagaimana...percakapan ini kita lanjutkan atau dilanjut pada pertemuan berikutnya?”
Termination
Konseli
“Wah benar Pak...sudah setengah jam saya berbincang dengan Bapak...emmm dilanjutkan lain kali saja Pak, saya nanti mengantar adik saya ngaji Pak, kasian Bapak juga pulang sore gara-gara saya. Beberapa hari lagi saya kesini lagi boleh kan Pak?”

Konselor
“Oh begitu...baiklah, ingat bahwa Dani adalah termasuk anak yang beruntung.
Tidak apa-apa Dani, memang tugas Bapak sebagai guru Pembimbing ya seperti ini, jadi kamu tidak usah ragu lagi jika memiliki masalah langsung saja datang kesini. Bapak kan dulu juga wali kelas kamu”
Structuring : role limit
Konseli
“Baik Pak. kalau gitu saya pamit dulu ya Pak, asalamualaykum”

Konselor
“Iya...walaikumsalam, hati-hati ya Dani...”

Penutup

PERTEMUAN KE-3

Konseli
“selamat siaang Pak”
Salam
Konselor
“selamat siang, wah Dani, silakan masuk nak, silakan duduk. Bapak kira Dani lupa datang kemari”
Good Rapport
Konseli
“ terimakasih Pak, wah ya tidak lah Pak...saya kan sudah janji datang sekarang...”

Konselor
“bagaimana kabarnya?”
Good Rapport
Konseli
“baik Pak, saat ini saya merasa senang dan legaa sekali. Oiya Pak maaf baru datang tadi saya mengantar adek saya beli buku tulis”

Konselor
“tidak apa-apa Dani, ini juga sudah tahun ajaran baru, wajar jika anak-anak sekolah sibuk membeli alat tulis baru. Senang ya melihat Dani baik dengan adik-adiknya begitu”
Empati

Konseli
“aah Bapak bisa aja. Jadi malu saya Pak, kan saya anak tertua harus bisa menjaga adik-adik saya dan menjadi contoh yang  baik.”

Konselor
“Bapak bangga sekali kepada Dani.”

Tetapi kalau boleh Bapak tahu, apakah yang membuat Dani bahagia? kalau boleh silahkan Dani berbagi kebahagiaan itu”
Reinforcement

Eksplorasi
Konseli
“iya Pak saya senang, orang tua saya memaafkan kesalahan saya yang kemarin-kemarin. Bapak dan Ibu senang saya berfikir dewasa tidak hanya memikirkan kesenangan sesaat. Dan juga Rani memahami saya Buk, pokoknya kita saling mendukung satu sama lain. Saya akan mengejar cita-cita saya dan membuat orang tua saya bangga dan juga bisa memberi contoh yang baik kepada adik-adik saya”
(Ekspectation)
Konselor
“wah bagus sekali, Bapak ikut senang mendengarnya.”
Reinforcement
Konseli
“Ternyata benar Pak,bahwa perasaan saya selama ini, bahwa saya merasa orang tua saya itu nggak paham keinginan saya itu salah. Orang tua saya itu sangat memahami saya, makanya saya diarahkan. Mereka tidak ingin saya salah arah saja, saya yang salah Pak”
Disputting
Konselor
“Yaa,memang begitu Dani..
Dengan kata lain, sekarang Dani sudah dapat merasakan nya sendiri. Masalah itu perlu diselesaikan dengan jalan terbaik bukan hanya dengan berprasangka buruk dan kabur dari rumah”
Clarification
Konseli
“Iya Pak,saya mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan bapak hingga masalah saya selesai”.

Konselor
“Iya Dani,sama – sama dan itu sudah menjadi kewajiban seorang konselor untuk membantu menyelesaikan masalah”
Structuring
Konseli
“iya Pak.”

Konselor
“itu berarti dari awal pertemuan kita yang dari tugas rumah, pertemuan ketiga dan hari ini, coba, apa kesimpulan Dani?”
Lead
Konseli
“em....itu Bu, saya jadi tahu bagaimana seharusnya mengambil keputusan, tidak hanya karena saya suka tetapi saya harus liat kenyataan orang tua saya dan kemampuan saya sendiri. Lagian kita masih muda, banyak yang harus dikerjakan. Saya tidak mau menyia-nyiakan kerja keras orang tua saya. Pokoknya saya akan berusaha berbakti kepada orang tua saya Pak.

Dan terakhir, masalah cinta saya percaya sama takdir Tuhan Pak. Kalau kita sungguh-sunggu dan berjodoh suatu saat pasti ada jalannya. Tidak perlu dikejar-kejar”
Summary
Konselor
“Bagus....ternyata Dani sudah lebih dewasa  lagi ya..”
Reinforcement
Konseli
“Iya Pak ,baiklah Pak kalau begitu saya langsung pamit saja, hari ini saya diajak bapak saya mencari kos-kosan di sekitar UNS Pak”

Konselor
“o ya? Wah bagus sekali Dani”
“sukses selalu ya dalam kuliahnya. Bapak berdoa semoga Dani lulus tepat waktu dan segera mendapat pekerjaan”
Reinforcement

“baiklah, kalau begitu jika ada apa-apa atau sekedar bercerita jangan sungkan-sungkan datang menemui Bapak”
Termination
Klien
“Baik Pak, itu jelas. Kalau begitu saya permisi dulu ya Pak. Selamat siang....”

Konselor
“iya Dani....selamat siang.”
Penutup


4 komentar:

  1. saya ijin copy ini untuk tugas konseling, terima kasih banyak :)

    BalasHapus
  2. Mohon ijin copy verbatim.. trimakasii

    BalasHapus
  3. ijin copy verbatim untuk tugas ya kak^^

    BalasHapus