Minggu, 10 November 2013

HADIST SHALAT SUNNAH HAJAT


Shalat-shalat sunnah menurut tuntunan Rasulullah SAW (Bagian 12)
L. Shalat sunnah Hajat
“Barangsiapa yang mempunyai hajat kepada Allah, atau kepada salah seorang dari Bani Adam, maka hendaklah ia berwudlu dan memperbagus wudlunya, lalu shalat dua rekaat. Kemudian (setelah selesai shalat) ia memuji Allah, lalu membaca shalawat atas Nabi SAW, lalu ia membaca (yang artinya) Tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Penyantun dan Maha Pemurah. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara ‘arsy Yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Kepada-Mu lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan (menyebabkan) rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu, dan memperoleh keuntungan dari setiap kebaikan, dan selamat dari segala dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa pada diriku melainkan Engkau mengampuninya, jangan ada sesuatu kesusahan melainkan Engkau beri jalan keluar, jangan ada sesuatu hajat yang Engkau ridlai melainkan Engkau kabulkan wahai Allah yang
Maha Pengasih dari semua Pengasih.
[HR. Tirmidzi juz 1, hal. 297, Abu ‘Isa (Tirmidzi) berkata : Ini adalah hadits gharib. Di dalam sanadnya ada pembicaraan, (karena) Faid bin Abdur Rahman, dilemahkan haditsnya. Faid adalah Abul Warqaa’]

TATA CARA SHALAT SUNNAH KHUSUF/KUSUF : Shalat saat terjadi gerhana


Shalat-shalat sunnah menurut tuntunan Rasulullah SAW (Bagian 11)
K. Shalat sunnah Kusuf/shalat sunnah Khusuf.
Kusuf/Khusuf ialah istilah yang diberikan untuk shalat sunnah di waktu terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan. Bilangan raka'at dan cara pelaksanaannya :
- Shalat kusuf/khusuf ini utamanya dilaksanakan di masjid secara berjama'ah dan dengan khutbah sesudah shalat.
- Shalat gerhana ini tanpa adzan dan iqamah; tetapi hanya panggilan, misalnya "Ash-Sholaatu Jaami'ah" (Mari kita berkumpul untuk shalat)
- Shalat sunnah ini dikerjakan sebanyak 2 raka'at dengan bacaan jahr.
- Pada tiap-tiap raka'at mengandung 2 ruku' dan 2 sujud dengan cara sebagai berikut :
1. Takbiratul Ihram, 2. Membaca doa iftitah, 3. Membaca ta'awwudz, 4. Membaca Basmalah, 5. Membaca Al-Fatihah, 6. Membaca Amin, 7. Membaca Surat/Ayat Al-Qur'an, 8. Ruku' dan membaca tasbih ruku', 9. I'tidal (berdiri tegak kembali), 10. Membaca Surat/Ayat Al-Qur'an (tangan bersedekap seperti semula), 11. Ruku' dan membaca tasbih ruku', 12. I'tidal (berdiri tegak kembali), 13. Sujud dan membaca tasbih sujud, 14. Duduk antara dua sujud, 15. Sujud kedua. Kemudian berdiri untuk raka'at yang kedua. Pada raka'at kedua dikerjakan seperti raka'at yang pertama tadi, mulai dari urutan nomor 4, dan seterusnya, 16, Duduk Attahiyyat dengan membaca tasyahhud dan shalawat, 17. Salam.

Perdebatan tentang SHALAT SUNNAH TASBIH


Shalat-shalat sunnah menurut tuntunan Rasulullah SAW (Bagian 10)

J. Shalat sunnah Tasbih
Dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda kepada ‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib, “Ya ‘Abbas, ya paman, maukah kamu aku beri, maukah kamu aku kasih, maukah kamu aku beri hadiah, maukah kamu aku beri sepuluh hal ?. Jika engkau melakukannya, maka Allah mengampuni dosa-dosamu yang awwal maupun yang akhir, yang lama maupun yang baru, yang tidak disengaja maupun yang disengaja, yang besar maupun yang kecil, yang tersembunyi maupun yang terang-terangan. Sepuluh hal itu adalah engkau shalat empat rekaat, engkau baca pada tiap-tiap rekaat dengan Al-Fatihah kemudian surat. Apabila telah selesai membaca pada awwal rekaat, lalu engkau membaca dalam keadaan berdiri, “Subhaanallooh, wal hamdu lillaah, walaa ilaaha illallooh, walloohu akbar“ (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar), sebanyak lima belas kali. Kemudian
kamu ruku’ dan membacanya dalam keadaan ruku’ sepuluh kali. Lalu kamu mengangkat kepala (i’tidal) dan membacanya sepuluh kali. Lalu kamu sujud dan membacanya dalam sujud sepuluh kali. Lalu kamu duduk antara dua sujud dan membacanya sepuluh kali. Lalu kamu sujud dan membacanya dalam sujud sepuluh kali. Lalu kamu bangun dari sujud dan membacanya sepuluh kali, yang demikian itu berarti berjumlah tujuh puluh lima kali pada setiap rekaat. Kamu lakukan yang demikian itu dalam empat rekaat. Jika kamu mampu melakukannya setiap hari sekali maka lakukanlah, jika tidak mampu maka pada setiap jum’at sekali, apabila tidak mampu maka sebulan sekali dan jika tidak mampu maka setahun sekali, dan jika tidak mampu maka dalam seumur hidup sekali. [Abu Dawud juz 2, hal. 29, no. 1297]

Memohon Petunjuk dengan SHALAT SUNNAH ISTIKHARAH


Shalat-shalat sunnah menurut tuntunan Rasulullah SAW (Bagian 9)
I. Shalat sunnah Istikharah.
Shalat sunnah Istikharah ialah shalat sunnah yang dilakukan ketika hendak mengerjakan sesuatu pekerjaan yang penting untuk memohon petunjuk ke arah kebaikan. Boleh dikerjakan pagi, siang, maupun malam Shalat istikharah ini 2 raka'at dan dengan dibaca sirr (suara lembut).
Dalil pelaksanaannya :
Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata : Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada kami istikharah dalam urusan-urusan penting sebagaimana beliau mengajarkan Al-Qur'an kepada kami. Beliau bersabda, "Apabila seseorang diantara kalian akan mengerjakan suatu perkara hendaklah ia shalat 2 raka'at yang bukan shalat fardlu, kemudian hendaklah berdoa "Alloohumma innii astakhiiruka ..... dst" dan hendaklah ia sebutkan hajatnya". [HR. Bukhari 2 : 51]

Sabtu, 09 November 2013

SHALAT SUNNAH THAHUR


Shalat-shalat sunnah menurut tuntunan Rasulullah SAW (Bagian 8)
H. Shalat sunnah Thahur
Shalat sunnah Thahur ialah shalat sunnah dua raka'at yang dikerjakan sehabis wudlu, dan dengan sirr (tidak nyaring).

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda kepada Bilal ketika selesai shalat Shubuh, "Wahai Bilal, ceritakanlah kepadaku amalan yang paling besar dan memberi harapan yang telah kamu kerjakan di dalam Islam. Karena aku mendengar suara sandalmu di hadapanku di dalam surga". Bilal menjawab, "Tak ada suatu amal yang banyak memberikan harapan selain daripada aku tidak berwudlu dengan sesuatu wudlu, baik di waktu malam maupun siang, melainkan aku mengerjakan shalat dengan wudlu itu dengan shalat yang ditetapkan untukku (yaitu dua raka'at sunnah Thahur)". [HR. Bukhari juz 2, hal. 48].

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda kepada Bilal ketika selesai shalat Shubuh, “Hai Bilal, ceritakanlah kepadaku amalan yang paling besar manfaatnya dan memberi harapan yang telah kamu kerjakan di dalam Islam. Karena tadi malam (aku bermimpi) mendengar suara sandalmu di hadapanku di surga”. Bilal menjawab, “Tidak ada suatu amal yang banyak memberikan manfaat dan harapan di dalam Islam selain daripada aku tidak wudlu dengan wudlu yang sempurna di waktu malam maupun siang melainkan aku mengerjakan shalat dengan wudlu itu dengan shalat yang Allah tetapkan untukku (yaitu 2 rekaat shalat sunnah thahur)”. [HR.Muslim juz 4, hal. 1910]

(Bersambung ke Bagian 9)