Wajib mengikuti sunnah
Kutinggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang kamu tidak akan
sesat apabila kamu berpegang teguh kepada keduaya, yaitu : Kitab Allah dan
sunnah Nabi-Nya". [HR. Malik dalam
Al-Muwaththa’ juz 2, hal. 899]
Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
sebenar-benar perkataan ialah Kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk
Muhammad, dan sejelek-jelek perkara itu yang diada-adakan, dan tiap-tiap yang
diada-adakan itu bid’ah, dan tiap-tiap bid’ah itu sesat, dan tiap-tiap kesesatan
itu di neraka”. [HR. Nasai juz 3, hal.
188]
Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW bersabda, “Adapun sesudah itu, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap bid’ah adalah sesat. [HR. Muslim juz 2, hal. 592]
Dari ‘Irbadl bin Sariyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
“Saya berpesan kepada kamu sekalian, hendaklah kamu sekalian bertaqwa kepada Allah,
mendengar dan thaat, sekalipun (yang menjadi pemimpin) budak Habsyiy, karena
sesungguhnya orang yang hidup diantara kamu sekalian sesudahku akan melihat
perselisihan yang banyak, maka dari itu hendaklah kamu sekalian (berpegang)
pada sunnahku dan sunnah para khalifah yang lurus lagi menetapi petunjuk yang
benar, berpegang teguhlah padanya dan gigitlah dengan gigi geraham. Dan
jauhkanlah kalian dari perkara-perkara yang diada-adakan, karena sesungguhnya
tiap-tiap perkara yang diada-adakan itu bid’ah, dan tiap-tiap bid’ah itu sesat”.
[HR. Ahmad juz 6, hal. 83, no. 17145]
Dari
‘Abdullah bin Mas’ud bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya ada dua
perkara (yang penting), yaitu perkataan dan petunjuk. Maka sebaik-baik
perkataan ialah firman Allah, dan sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Muhammad.
Ketahuilah, jauhkanlah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena
sesungguhnya sejelek-jelek perkara itu yang diada-adakan, dan tiap-tiap yang
diada-adakan itu bid’ah, dan tiap-tiap bid’ah itu sesat”.
[HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 18, no. 46]
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya semua ummatku
akan masuk surga, kecuali orang yang tidak mau”. Para shahabat bertanya, “Ya
Rasulullah, siapakah orang yang tidak mau itu ?”. Beliau SAW bersabda, “Barangsiapa
yang menthaatiku, ia pasti masuk surga, dan barangsiapa yang mendurhakaiku,
maka berarti ia tidak mau”. [HR. Bukhari juz 8, hal.
139]
Bahaya
bid’ah
Dari
‘Aisyah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melakukan suatu
amalan yang bukan perintah kami, maka ia tertolak”.
[HR. Muslim juz 3, hal. 1344]
Dari
‘Aisyah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengada-adakan dalam
perintah kami ini, apa-apa yang bukan dari padanya, maka ia tertolak”.
[HR. Muslim juz 3, hal. 1343]
Dari
Anas RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membenci
sunnahku, maka ia bukan dari golonganku”. [HR. Muslim juz 2,
hal. 1020]
Dari
Hudzaifah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Allah tidak mau menerima dari
orang ahli bid’ah akan puasanya, shalatnya, shadaqahnya, hajjinya, ‘umrahnya,
jihadnya, taubatnya dan tidak pula tebusannya, ia telah keluar dari Islam
seperti keluarnya sehelai rambut dari adonan tepung”. [HR.
Ibnu Majah juz 1, hal. 19, no. 49, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi
yang bernama Muhammad bin Mihshan, ia pendusta]
Dari
Al-Hakam bin ‘Umair Ats-Tsimaliy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Perkara
yang sangat jelek, dan beban yang amat berat, dan perbuatan jahat yang tidak
ada putusnya ialah menampakkan perbuatan- perbuatan bid’ah”. [HR.
Thabrani dalam Al-Kabir juz 3, hal. 219, no. 3194, dla’if karena dalam sanadnya
ada perawi yang bernama Baqiyah bin Walid, ia didlo'ifkan oleh Imam Al-Haitsamiy]
Dari
Abdullah (bin Mas’ud), ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Aku adalah pendahulu
kamu di telaga (haudl). Sungguh ada orang-orang diantara kalian yang diangkat
kepadaku, sehingga ketika aku mengulurkan (tangan) untuk menjangkau mereka,
maka mereka ditarik dariku. Lalu aku berseru, “Wahai Tuhanku, mereka itu
ummatku”. Maka Allah berfirman, “Kamu tidak tahu apa yang mereka lakukan
sesudahmu”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 87]
Ummat
Islam akan mengikuti jejak orang-orang dahulu
Dari
Abu Sa’id Al-Khudriy, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sungguh kalian akan
mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan
sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka memasuki lubang biawak, kalian
tetap mengikutinya”. Kami (shahabat) bertanya, “Ya Rasulullah, apakah mereka
itu kaum Yahudi dan Nashrani ?”. Beliau bersabda, “Lalu, siapa lagi ?”.
[HR. Bukhari juz 8, hal. 151]
Dari
Abu Sa’id Al-Khudriy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh kalian
akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan
sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka memasuki lubang biawak, kalian
tetap mengikutinya”. Kami (shahabat) bertanya, “Ya Rasulullah, apakah mereka
itu kaum Yahudi dan Nashrani ?”. Beliau bersabda, “Lalu, siapa lagi ?”. [HR.
Muslim juz 4, hal. 2054]
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh kalian akan
mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian, sedepa demi sedepa, sehasta demi
sehasta, sejengkal demi sejengkal, sehingga walaupun mereka memasuki lubang
biawak, kalian akan memasukinya juga”. Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah,
apakah mereka itu Yahudi dan Nashrani ?”. Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau
bukan mereka ?”. [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1322,
no. 3994]
Penegak
Sunnah akan selalu ada sepanjang masa
Dari
Tsauban, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Akan selalu ada segolongan dari
ummatku yang menampakkan kebenaran. Tidak akan memudlaratkan kepada mereka
orang yang menentangnya, sehingga Allah mendatangkan perintah-Nya, sedangkan
mereka tetap demikian itu”. [HR. Muslim juz 3, hal.
1523, no. 170]
Dari
Mu’awiyah, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Selalu ada
segolongan dari ummatku yang menegakkan perintah Allah, tidak akan memudlaratkan
kepada mereka orang yang menentangnya atau menyelisihinya, sehingga datang
keputusan Allah dan mereka tetap ada di tengah-tengah manusia”. [HR.
Muslim juz 3, hal. 1524, no. 174]
“Sesungguhnya
Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing sebagaimana semula, maka
berbahagialah orang-orang yang asing”. [HR. Tirmidzi juz 4,
hal. 129, no. 2764]
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu bermula asing,
dan akan kembali asing sebagaimana semula asing. Maka berbahagialah bagi
orang-orang yang asing”. [HR Muslim juz 1, hal. 130]
Dari
Sahl bin Sa’d As-Saa’idiy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing, maka berbahagialah orang-orang
yang asing”. Para shahabat bertanya, “Siapakah orang yang asing itu ya
Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Yaitu orang-orang yang memperbaiki ketika
manusia dalam keadaan rusak”. [HR. Thabrani dalam
Al-Kabir
juz 6, hal. 164, no. 5867]
~oO[
@ ]Oo~
SUMBER : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar