Senin, 22 Juli 2013

SHALAT MALAM - SHALAT TARAWIH


PERLU TAHU SEBELUM MENJALANKAN SHOLAT TARAWIH.....

Shalat Sunnah Lail ialah : Shalat-shalat Sunnah yang dikerjakan pada malam hari selain Ba'diyah 'Isya'. Adapun waktunya ialah : Sehabis shalat 'Isya' hingga akhir waktu 'Isya' sebelum masuk waktu Shubuh. Dan shalat Lail itu boleh dikerjakan sebelum maupun sesudah tidur.


Macam-macamnya :
A. Shalat Sunnah Tarawih.
C. Shalat Sunnah Witir.
B. Shalat Sunnah Tahajjud.
D. Shalat Sunnah Iftitah.

A. Shalat Tarawih
Tarawih artinya relax, santai, istirahat. Ulama mengistilahkan Shalat Sunnah ini dengan Shalat Tarawih, karena melihat riwayat yang menjelaskan tentang bagaimana cara Nabi SAW melakukannya. Yaitu dengan perlahan-lahan/relax/santai serta diselingi dengan istirahat setiap habis salam. 

Waktu, Bilangan dan Cara Pelaksanaan
a. Waktunya.
Setiap malam pada bulan Ramadlan, boleh dikerjakan diawwal malam atau di pertengahan maupun di akhirnya, baik sebelum tidur maupun sesudah tidur. Tegasnya, shalat tarawih adalah shalat malam di bulan Ramadlan.

Dari Abu Dzarr, ia berkata : Kami berpuasa Ramadlan bersama Rasulullah SAW. Beliau tidak shalat (malam) bersama kami sehingga tinggal tujuh hari dari bulan itu. Lalu beliau shalat bersama kami hingga lewat sepertiga malam, kemudian beliau tidak shalat malam bersama kami pada malam yang keenam. Tetapi beliau shalat malam bersama kami pada malam yang ke lima hingga lewat tengah malam. [HR. Abu Dawud juz 2, hal. 50, no.1375]

Dari Abdurrahman bin Abdul Qariyyi, bahwasanya ia berkata, "Saya pernah keluar ke masjid bersama Umar bin Khaththab RA. pada suatu malam di bulan Ramadlan, Tiba-tiba kami dapati orang-orang berkelompok-kelompok dan terpisah-pisah, ada yang shalat sendirian dan ada yang shalat dengan diikuti beberapa orang. Maka Umar berkata, "Saya berpendapat lebih baik mereka ini saya kumpulkan dengan diimami oleh seorang imam". Kemudian Umar ber'azam dan mengumpulkan mereka itu dengan diimami oleh Ubay bin Ka'ab. Kemudian saya keluar lagi bersama Umar pada malam yang lain, sedang orang-orang shalat dengan bermakmum kepada imam mereka. Umar berkata, "Sebaik-baik bid'ah adalah ini". Dan shalat yang mereka kerjakan pada akhir malam adalah lebih utama dari pada yang mereka kerjakan di awwal malam. Sedangkan orang-orang biasa mengerjakannya di awwal malam. [HR. Bukhari juz 2 : 252].

b. Bilangan Raka'atnya
Shalat Sunnah Tarawih ini, bilangan raka'at yang biasa dikerjakan oleh Nabi SAW adalah sebelas raka'at beserta witirnya. Dan sebanyak-banyaknya tak terbatas, berapa saja seseorang mampu melaksanakan-nya hingga habis waktu shalat sunnah tersebut, yaitu masuk waktu Shubuh. Dari 'Aisyah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW shalat antara beliau selesai dari shalat 'Isyak hingga fajar, 11 rekaat. Beliau salam antara tiap-tiap 2
rekaat, lalu berwitir 1 rekaat". [HR. Al-Jama'ah selain Tirmidzi, dalam Nailul Authar juz 3, hal. 39]. Telah berkata 'Aisyah, "Adalah Rasulullah SAW pernah shalat 4 raka'at, jangan engkau tanya bagusnya dan panjangnya, kemudian beliau shalat 4 raka'at, jangan engkau tanya bagusnya dan panjangnya, kemudian beliau shalat (witir) 3 reka'at". [HSR. Bukhari dan Muslim]

Keterangan :
Maksud hadits tersebut, Nabi SAW shalat 2 raka'at salam, 2 raka'at salam lalu istirahat. Dilanjutkan lagi 2 raka'at salam, 2 raka'at salam lalu istirahat. Kemudian shalat witir 3 reka'at. 'Aisyah RA berkata :
Bahwasanya Rasulullah SAW tidak melebihkan di bulan Ramadlan dan di luar bulan Ramadlan atas sebelas raka'at. [HR. Bukhari dan Muslim]

Keterangan :
Hadits ini bukan merupakan batas dari Nabi SAW, tetapi hanya menunjukkan bahwa biasanya Nabi SAW shalat sebelas raka'at. Dari Ibnu 'Umar bahwasanya ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang shalat malam itu. Maka Rasulullah SAW menjawab, "Shalat malam itu 2 raka'at 2 raka'at. Maka apabila seseorang diantara kamu khawatir masuk Shubuh hendaklah shalat witir 1 raka'at. Yang seraka'at itu mewitirkan untuk shalat yang telah dikerjakan". [HR. Muslim juz 1, hal. 516]

c. Cara Pelaksanaan
1. Boleh dengan Jahr (suara nyaring) maupun Sirr (suara lembut) :
Telah ditanya 'Aisyah RA, "Bagaimana bacaan Nabi SAW pada waktu (shalat) malam?". Jawabnya, "Semuanya itu dikerjakan oleh Rasulullah SAW terkadang beliau membaca sirr (pelan) dan terkadang beliau membaca jahr (nyaring)". [HSR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi]

2. Boleh dikerjakan dengan berjama'ah maupun munfarid (sendirian)
Dari 'Aisyah Ummul Mu’minin RA, bahwasanya pada suatu malam Rasulullah SAW shalat malam dimasjid maka orang-orangpun turut shalat bersama beliau, dan beliau shalat pula pada malam berikutnya, maka bertambah banyak orang yang mengikutinya. Kemudian malam ketiganya atau ke empatnya mereka telah berkumpul, tetapi beliau tidak datang.
Keesokan harinya beliau berkata, "Sungguh saya mengetahui apa yang kalian kerjakan semalam, saya tidak berhalangan untuk datang kepadamu, hanya saya takut jangan-jangan shalat itu kau anggap wajib". (Kata 'Aisyah), "Kejadian tersebut pada bulan Ramadlan". [HSR. Bukhari juz 2, hal. 44]

(BERSAMBUNG........)

Sumber : brosur mta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar